MALANG- Perihal kesetaraan gender antara pria dan wanita kembali
bergaung di peringatan Hari Kartini 2021. Termasuk soal hak-hak wanita
untuk setara dalam berkarier di multi sektor. Mulai dari perusahaan
privat, terbuka, juga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Yang
menarik, saat kita meneropong BUMD dari sisi gender. Yakni, peran kaum
hawa yang makin signifikan. Hampir tiap BUMD memiliki nakhoda wanita,
termasuk di Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang. Tak hanya piawai
memimpin, mereka juga berprestasi.
Kehadiran eksekutif wanita di
jajaran direksi dan manajemen, membawa warna tersendiri dalam dunia
kerja profesional. Mereka disebut lebih terampil dan luwes serta
memiliki sifat keibuan dalam berinteraksi lintas kalangan, mulai kepada
staf, rekan kerja, atasan hingga kalangan eksternal.
Hal ini
seperti diungkapkan Ir Ari Mukti MT, yang saat ini menjabat Direktur
Teknik Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang. Dia ingin menepis
anggapan kuno, bahwa perempuan hanyalah follower dalam dunia yang
didominasi kaum Adam.
Etos kerja tinggi diusung wanita kelahiran
Binjai, 5 November 1965 ini. Ari, sapaan akrabnya, menjunjung prinsip
bahwa sebagai orang biasa harus bisa menghasilkan hal-hal yang luar
biasa.
"Kami juga harus membawa semangat untuk berjuang demi
bangsa dan negara, agar wanita dapat diperhitungkan dan tidak
tertinggal dalam peradaban dunia," serunya.
Tak ayal, ketika
ditempatkan di divisi apapun, alumni ITN Malang jurusan Teknik
Pengairan itu selalu berupaya menyelami bidangnya sebaik mungkin sambil
terus berinovasi. Diantarnya dengan melakukan penelitian dan
memutakhirkan sistem.
Diantara pengalaman yang paling berkesan
bagi Ari selama 20 tahun mengabdi di Tugu Tirta, adalah ketika
ditugaskan di Bidang Penelitian & Pengembangan (Litbang) serta
Pengawasan Pekerjaan (Wasker). Di sana dia mendapatkan banyak
pengalaman luar biasa tentang menangani permasalahan di lapangan
sekaligus mempelajari segala aspek bidang perusahaan.
Meski
profesional berkarier, wisudawan terbaik S2 Jurusan Manajemen
Konstruksi ITN Malang itu sama sekali tak mengesampingkan perannya dalam
keluarga.
"Semangat kerja saya yang luar biasa, tentu tak lepas
dari support dari keluarga. Dukungan penuh mereka membuat saya juga
bisa total dalam menekuni pekerjaan," timpalnya.
Sebagai Kartini
Tugu Tirta, Ari berharap ke depan perusahaan yang dulu dikenal dengan
nama PDAM ini bisa menjadi ikon Kota Malang, bahkan mungkin menjadi
kebanggaan nasional dan bisa go internasional.
"Saya juga punya
angan meningkatkan pendidikan kaum perempuan, supaya lebih percaya diri
mengikuti tantangan zaman tanpa meninggalkan kodrat sebagai seorang ibu
dan perempuan," lugasnya.
Sementara itu, di jajaran manajemen,
ada nama Machfiyah SE,MH yang menduduki posisi Manajer Umum. 'Srikandi'
Tugu Tirta yang sudah mengabdi selama 24 tahun ini dikenal sebagai
sosok yang tegas, cekatan dan ngemong.
"Mungkin inilah nilai
plus wanita ketika memimpin, yakni tidak sekadar memposisikan diri
sebagai atasan kepada bawahan, namun juga layaknya sahabat, bahkan ibu
bagi staf stafnya," ujar Mave, sapaan akrabnya.
Meski begitu,
wanita yang hobby berpetualang ke alam bebas ini menegaskan bahwa
betapa penting dan strategis posisinya di tempat kerja, dia tak lantas
menafikan perannya sebagai seorang istri dan ibu bagi ketiga putranya.
"Secara
kinerja saya sama saja dengan karyawan lainnya, baik pria maupun
wanita. Intinya adalah mengabdi untuk perusahaan dan melayani
masyarakat. Secara kodrat, sebagai perempuan, yang juga istri serta ibu
di keluarga, saya punya kewajiban untuk mengabdi dan melayani suami
dan anak-anak saya. Semuanya harus balance," tukas Mave.
Sama
halnya karyawan dan karyawati lain, wanita kelahiran Pasuruan, 7
Februari 1968 ini juga mencapai levelnya dengan merangkak dari bawah.
Mulai dari staf Bagian Distribusi hingga menjadi Asisten Manajer Humas
dan kini menjabat Manajer Umum.
Tentu saja berbekal
pengalamannya mengabdi selama 24 tahun sejak 1997, Mave sudah kenyang
asam garam problematika di bidangnya. Salah satu yang terpatri di
benaknya sampai sekarang, yakni tantangan mengawal Program pelayanan
air minum untuk tahapan sosialisasi pembangunan sarana di salah satu
wilayah, beberapa tahun silam.
Menurutnya, proses acapkali
menjadi berat dan berliku karena kultur masyarakat di tiap daerah
berbeda, begitu pula mengenai pola pikir, karakter dan tingkat
pemahaman individu di wilayah tersebut menjadi tantangan guna memenuhi
kebutuhan masyarakat akan akses air minum untuk keperluan sehari hari.
Pada
peringatan Hari Kartini tahun ini, Mave berharap momentum ini bisa
dijadikan tonggak refleksi bagi Kartini masa kini untuk membangun
negeri meskipun tantangan berat harus di lalui.
"Bisa dimulai
dengan berkiprah di lingkup terkecil kita, di keluarga, di lingkungan
masyarakat, memajukan perusahaan kita, memajukan daerah kita hingga
skala yang lebih besar," tandasnya.
Berikutnya ada Dra Nanis Setiari MM, yang menjabat Manajer Pengawasan Pekerjaan Tugu Tirta.
Bagi wanita kelahiran Malang, 19 Januari 1967 ini, setiap hari adalah bermakna Hari Kartini.
"Karena
sebagai wanita harus bisa menempatkan dan mensejajarkan diri dan
kemampuan sama dengan pria. Memang dari segi kuantitas pria lebih
banyak, tapi dari segi kualitas wanita bisa lebih baik," katanya
optimis.
Berkiprah di Tugu Tirta sejak tahun 1991, Nanis mengaku
tiap ditugaskan di bidang manapun, dia selalu mendapatkan ilmu baru.
Meski tidak memiliki basic disiplin ilmu dari teknik, namun justru
kemudian bidang teknik serius digelutinya.
"Sebetulnya bukan dari
Teknik, tapi saya lebih banyak ditempatkan di Teknik sehingga begitu
ditempatkan di Bagian Teknik mrnjadi hal yang paling berkesan dan penuh
tantangan. Itu pula yang memicu semangat saya untuk melanjutkan studi
ke S2 Teknik," terang wanita yang pernah menjabat Manajer Jaringan Pipa
Pelanggan tersebut.
Nanis menilai, tantangan untuk Kartini masa
kini adalah dengan adanya kesetaraan gender dimana untuk saat ini
banyak peran wanita baik dalam keluarga menjadi lebih dominan.
Bila
secara kedudukan, maka dalam status sosial mempunyai jabatan lebih
tinggi bukan berarti mereka harus menggantikan posisi sebagai tulang
punggung keluarga.
"Karena saat ini banyak yang memaknai bahwa kesetaraan gender menjadikan berganti peran wanita dalam keluarga," lanjutnya.
Visinya
pun tidak muluk-muluk, yakni memimpikan ke depan antara wanita dan
pria duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Karena antara wanita
dan pria pada prinsipnya sebagai makhluk yang saling membutuhkan satu
sama lain dan saling suport.
Bagi perusahaan, Nanis berharap
Tugu Tirta sebagai BUMD Air Minum bisa menempatkan siapa saja baik
wanita atau pria pada posisi atau jabatan yang tepat jangan berdasarkan
pada jenis kelamin tapi pada kompetensi yang dimiliki.
"Sehingga
dimanapun penempatan posisi jabatan akan sangat tepat bila berpedoman
pada kompetensi yang dimiliki dan hasil asessment pegawai yang
bersangkutan," urainya.
Gagasan emansipasi juga diamini Aneka Puspa Wardhani SE, yang saat ini menjabat Manajer Keuangan Tugu Tirta.
Baginya, tantangan Kartini masa kini bukan lagi soal penjajah dan peran kaum yang menginjak hak-haknya.
"Melainkan melawan hawa nafsunya sendiri yang jauh lebih berat dibanding apapun juga," tutur Eka, panggilan akrabnya.
Begitu
pula dengannya, Aneka memandang visi ke depan yaitu wanita harus
menjadi cerdas dan berprestasi, dengan tidak merasa unggul dan melupakan
kodratnya sebagai perempuan yaitu sebagai istri, ibu, serta anak
perempuan dari orangtuanya.
"Tetapi tetap sebagai wanita yang
tidak mengabaikan hak dan kewajibannya dengan batasan-batasan yang telah
diatur oleh agama," tegas wanita berjilbab yang sudah mengabdi bagi
Tugu Tirta sejak 1 Oktober 1995 tersebut.
Aneka mengawali
kiprahnya sebagai staf Litbang Administrasi dan Keuangan selama kurun
waktu tahun 1995 – 2001. Di situlah dia mendapatkan banyak pengalaman
berkesan dalam dunia kerja.
"Bagi saya, pada setiap posisi
jabatan selalu memberikan kesan tersendiri. Karena setiap posisi jabatan
selalu ada proses pembelajaran. Tetapi yang paling berkesan adalah
saat pertama penempatan saya di Staf Litbang Adm dan Keuangan.
Pengalaman pertama bekerja dikelilingi dengan orang-orang pintar (saat
itu) dan Kepala Litbang yang banyak mengajarkan banyak hal antara lain
tentang disiplin di perusahaan, etika dalam perusahaan dan
kepemimpinan," bebernya.
Berikutnya, dia pernah menduduki posisi
Kepala Unit Akuntansi, Asmen Akuntansi, Asmen Pengembangan SDM,
Auditor Muda dan menjabat Manajer Keuangan sejak tahun 2019.
Dalam memaknai Hari Kartini, menurutnya wanita harus mampu mandiri.
"Bukan
berarti harus berjuang sendiri. Tetapi tetap sesuai kodratnya, wanita
tetap membutuhkan pria untuk melewati hari-hari yang lebih sempurna,"
imbuh Eka.
Untuk kemajuan perusahaan, dia berharap seluruh elemen
perusahaan mengedepankan semangat kerja ikhlas, kerja keras, kerja
cerdas dan kerja tuntas untuk kemajuan Perumda Air Minum Tugu Tirta.
Selamat Hari Kartini untuk perempuan Tugu Tirta.
Humas Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang