MALANG- Pasca perbaikan pipa transmisi yang pecah di daerah Pulungdowo, Kabupaten Malang, sepekan lalu, layanan Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang ke pelanggan berangsur normal.
Direktur Utama Perumda Tugu Tirta, M Nor Muhlas S.Pd, MSi menjelaskan, butuh waktu dalam proses normalisasi layanan yang berada di jangkauan terjauh, khususnya yang mendapat suplai dari reservoir Buring Atas.
"Perlu diketahui, posisi critical point layanan Buring Atas adalah daerah Wonokoyo dan Jabal Nur karena berada di posisi elevasi tertinggi. Secara gravitasi, air akan mengalir ke titik terendah dulu, lalu secara bertahap ke titik yang lebih tinggi atau di atas," bebernya, Jumat (12/8/22)
Pihaknya menambahkan, layanan air perpipaan tidak ekuivalen atau sama kasusnya dengan layanan listrik.
"Kalau layanan listrik, ketika jaringan kembali tersambung maka otomatis langsung menyala semua. Sedangkan jika layanan air ada tahapan-tahapannya, termasuk proses normalisasi," terang Muhlas.
Mengenai pecahnya pipa dinas Perumda Tugu Tirta di Pulungdowo mulai Sabtu (6/8/22) lalu, ada sejumlah hal teknis yang disinyalir menyebabkan kerusakan.
"Dipengaruhi kualitas pipa. Perlu diketahui pula, bahwa pipa saat ini adalah bantuan pusat. Sementara kami penerima hibah kelola manfaat. Sejak kali pertama pecah pada akhir 2019, kami sudah mengajukan penggantian dan pada tahun 2020 kami telah menerima bantuan," urainya.
Hanya saja, penggantian yang sudah dilakukan saat itu baru sebatas 2,8 Kilometer saja. Padahal untuk jaringan pipa transmisi di Pulungdowo panjangnya kurang lebih 15 Kilometer.
"Sembari menunggu bantuan terkait, kami mengupayakan kontra strategi, melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Salah satunya di area kantor pusat kami. Harapannya bisa mensupport dan cover kebutuhan layanan, termasuk cakupan Buring Atas. Sehingga jika nanti sewaktu waktu terjadi disfungsi pipa transmisi Pulungdowo, kami bisa memfungsikan layanan dari reservoir di Sawojajar," tandas Muhlas.
Humas Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang